(Foto: thinkstock)
"Yang dianggap masalah itu hubungan badan banyak mempunyai risiko, padahal itu hanya sesuatu yang menunjang. Bukan suatu hal yang pasti anak banyak pasti kena kanker serviks, itu tidak benar," ujar dr Ari Kusumah, SpOG dari Perkumpulan Dokter Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) disela-sela acara Peluncuran Program Bulan Cegah kanker Serviks di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa, Kamis (22/12/2011).
dr Ari menuturkan ada hal-hal yang menjadikannya faktor risiko untuk kanker serviks seperti menyangkut usia yang pasti, misalnya usia-usia dewasa, lalu adanya anak banyak akan membawa perubahan pada sel-sel mulut rahim.
"Perempuan di atas usia 35 tahun itu kan terjadi perubahan-perubahan yang menyebabkan risiko, tapi bukan penyebab langsungnya," ujar dokter yang berpraktik di RS Hermina Depok dan RS Bhakti Yudha.
dr Ari menjelaskan perempuan banyak anak seringkali ada perubahan sel-sel abnormal yang bisa menjadi ganas. Tapi untuk mengetahui apakah suatu sel ganas atau tidak harus diperiksakan ke laboratorium patologi anatomi yang menyatakan itu ada sel-sel kanker.
Kanker serviks disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) dan mudah ditularkan melalui kontak kulit kelamin. Ada lebih dari 100 tipe HPV yang teridentifikasi, tapi HPV tipe 16 adn 18 yang menyebabkan lebih dari 70 persen kanker serviks di Asia Pasifik dan dunia.
"Sekitar 70 persen ibu-ibu yang datang sudah dalam kondisi kanker serviks yang butuh penanganan lebih lanjut lagi seperti membutuhkan kemoterapi atau operasi," ujar dr Ari.
Hal ini berarti sudah memasuki stadium II B yang mana pada stadium ini proses penyebaran dari sel-sel kanker sudah keluar dari sekitar organ leher rahim (serviks), bahkan bisa juga sudah menyebar ke organ lain yang letaknya jauh.
Kanker serviks menimbulkan beban yang sangat besar bagi kaum perempuan Indonesia, padahal kanker ini bisa dicegah. Pencegahan primer dilakukan dengan edukasi atau sosialisasi dan vaksinasi, sedangkan pencegahan sekunder dengan deteksi dini melalui pap smear atau IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat).